Arsitektur tropis adalah Gaya Arsitektur dikembangkan sebagai gaya arsitektur khusus yang membuat adaptasi bangunan yang lebih baik dalam menghadapi iklim tropis dengan segala karakteristiknya. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Arsitektur tropis mengusahakan bangunan agar menjadi pasif, yang artinya dapat beradaptasi secara otomatis (secara desain) tanpa adanya tambahan energi yang diperlukan termasuk mengurangi penggunaan AC dan lampu di siang hari dan mengurangi penggunaan pompa saat hujan.
Meskipun Arsitkektur Tropis bisa hadir dalam berbagai bentuk sesuai dengan gaya dan pendekatan dari sang Arsitek, ada beberapa karakteristik atau ciri-ciri umum yang bisa kamu temukan dalam bangunan-bangunan dengan konsep Arsitektur Tropis. Berikut beberapa ciri dari Arsitektur Tropis yang perlu kamu ketahui.
1. Bentuk Atap

Atap pada hunian-hunian berkonsep Arsitektur Tropis umumnya berbentuk miring dengan kemiringan diatas 30 derajat. Hal ini disebabkan morfologi atap seperti ini mampu membuat curah hujan yang tinggi pada iklim tropis bisa mengalir lancar langsung ke tanah tanpa perlu takut tergenang pada bagian atas bangunan. Selain itu atap miring pada Arsitektur Tropis juga memberikan ruang kosong pada bagian bawah atap yang berfungsi mencegah panas dari radiasi sinar matahari langsung.
2. Ventilasi Udara

Adanya ventilasi di rumah dapat mempengaruhi langsung kualitas udara di dalam ruangan. Rumah yang memiliki ventilasi yang cukup akan menghasilkan sirkulasi udara yang baik, sehingga terjadi proses pertukaran udara antara dalam ruangan dan luar ruangan. Saat udara yang ada di dalam rumah baik, tentu saja kesehatan penghuni rumah juga akan terjaga. Oleh sebab itu, konsep arsitektur tropis ini menggunakan banyak ventilasi di rumah agar menghasilkan sirkulasi udara yang baik bagi penghuni rumah. Selain agar terjadi pertukaran udara, ventilasi yang banyak juga dapat menghasilkan pencahayaan yang baik dari sinar matahari. Sehingga kondisi ruangan tidak lembab dan tetap terjaga kelembabannya.
3. Teritisan

Adanya teritisan atau overstek pada bangunan dengan konsep Arsijtetur Tropis menjadi ciri khas. Umumnya, bentuk teritisan ini dibuat cukup lebar agar tidak tampias saat hujan. Saat cuaca cerah, teritisan mampu meredam panas dan mengurangi sinar matahari langsung masuk ke dalam ruangan sehingga agar hunian tetap sejuk tanpa mengurangi kualitas pencahayaan.
4. Penataan Layout Bangunan

Penataan layout bangunan bergaya arsitektur tropis biasanya sangat memperhatikan arah datangnya sinar matahari. Bangunan diposisikan menghadap dan memanjang ke arah timur dan barat untuk mencegah permukaan bangunan agar tidak terpapar matahari secara berlebihan agar tidak mengganggu kenyamanan.
5. Penggunaan Material

Penggunaan material pada hunian-hunian berkonsep Arsitektur Tropis umumnya memanfaatkan sumber daya setempat. Penggunaan material setempat ini dikarenakan material lokal umumnya memiliki daya tahan terbaik untuk menghadapi cuaca dan iklim di daerah tersebut. Unsur-unsur tradisional akan melekat pada konsep rumah ini, misalnya penggunaan material seperti kayu, bambu, hingga batu alam. Konsep tropis ini akan semakin terlihat apabila memadu padankan material alami dengan berbagai tumbuhan tropis lainnya.
